Percaya tidak sih bahwa Indonesia dikatakan sebagai negara fatherless atau kekurangan ayah. Fenomena ini isu belaka, lantaran terdapat data yang menemukan bahwa sebagian anak Indonesia dibesarkan tanpa peran ayah. Hal tersebut mempengaruhi tumbuh kembang si kecil di masa mendatang, khususnya secara mental atau psikologis.
Perlu diketahui, menurut data dari UNICEF tahun 2021, sekitar 20,9% anak-anak di Indonesia tidak memiliki figur ayah dalam kehidupan mereka, atau disebut fatherless. Ketidakhadiran ayah ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perceraian, tuntutan pekerjaan, atau meninggal dunia.
Lantas, apa yang dimaksud dengan fatherless? Simak penjelasannya pada artikel ini, yuk!
Apa Itu Fatherless?
Fatherless adalah kondisi seorang anak tumbuh tanpa sosok ayah yang hadir untuknya. Sosok ayah mungkin hadir secara fisik, tapi tidak ikut terlibat dalam urusan anak. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh perceraian atau permasalahan rumah tangga. Fatherless juga dapat dikatakan jika seorang anak kehilangan ayah sejak kecil karena ayah meninggal dunia. Kondisi seperti ini membuat anak kurang percaya diri, susah bergaul, dan gampang sedih.
Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Indonesia menghadapi masalah fatherless atau ketiadaan figur ayah. Kepala BKKBN, Wihaji, menyampaikan pada tanggal 3 Februari 2025 bahwa hampir 21% anak di Indonesia tidak memiliki figur ayah dalam hidup mereka. Hal ini disebabkan oleh anggapan yang salah bahwa peran ayah hanya sebatas mencari nafkah.
Faktor Penyebab Indonesia Termasuk Negara Fatherless
Kondisi fatherless di Indonesia bukan tanpa alasan. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, dari perceraian hingga pola pengasuhan. Simak faktor selengkapnya di sini.
1. Perceraian dan Perpisahan Orang Tua
Salah satu faktor penyebab Indonesia disebut negara fatherless adalah perpisahan orang tua atau perceraian. Saat orang tua bercerai, anak-anak seringkali paling kena dampaknya. Biasanya, hubungan anak dan ayah jadi renggang, bahkan bisa sampai putus kontak. Padahal, peran ayah sama pentingnya seperti peran ibu dalam membesarkan anak.
2. Ayah Sibuk Bekerja dan Kurang Terlibat dalam Pengasuhan
Indonesia menjadi negara fatherless juga disebabkan oleh ayah yang sibuk bekerja atau kurang terlibat dalam pengasuhan. Fenomena ini disebabkan oleh tuntutan pekerjaan yang menyita waktu ayah, baik karena jam kerja panjang atau merantau. Banyak ayah merasa cukup dengan mencari nafkah saja, padahal kehadiran ayah yang penuh kasih sayang dan dukungan emosional sangat penting bagi anak.
3. Kentalnya Budaya Patriarki
Budaya patriarki yang kuat di Indonesia juga membatasi peran ayah hanya sebagai pencari nafkah. Akibatnya, ayah kurang terlibat dalam kehidupan anak, dan ibu mengambil alih peran pengasuhan. Ayah merasa tidak kompeten atau canggung, sementara ibu merasa bertanggung jawab penuh. Tekanan budaya ini juga membuat ayah bekerja keras, mengorbankan waktu bersama anak.
4. Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Figur Ayah
Tak kalah penting, banyak keluarga belum sadar pentingnya peran ayah bagi tumbuh kembang anak. Kebanyakan orang menganggap ayah hanya mencari nafkah. Ayah juga sering merasa peran emosionalnya tidak penting, canggung menunjukkan kasih sayang. Akibatnya, anak kehilangan figur ayah yang seharusnya mendukung mereka.
Dampak Fatherless Bagi Anak
Dampak fatherless bagi anak tidak main-main, lo! Kekurangan kasih sayang dan perhatian dari sosok ayah dapat mempengaruhi psikologis hingga prestasi si kecil di sekolah. Berikut adalah penjelasannya.
1. Dampak Emosional dan Psikologis
Salah satu dampak fatherless adalah menyebabkan masalah emosional dan psikologis pada anak. Pada umumnya, anak yang tumbuh tanpa ayah seringkali tidak mendapat dukungan emosional dari sosok ayah. Hal tersebut dapat menyebabkan masalah kecemasan, depresi, dan kurang percaya diri. Mereka juga kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain karena tidak ada contoh yang baik. Dampak ini mempengaruhi perkembangan pribadi dan sosial anak.
2. Gangguan dalam Perkembangan Sosial
Anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah seringkali kesulitan membangun hubungan sosial yang sehat, merasa tidak percaya diri, dan cenderung menarik diri atau bersikap agresif. Mereka juga kesulitan mengelola emosi, tidak bisa mengekspresikan diri dengan baik, dan mudah bereaksi berlebihan. Hal tersebut membuat anak sulit bersosialisasi.
3. Prestasi Akademik yang Menurun
Dampak anak Indonesia fatherless berikutnya adalah menurunnya prestasi akademik. Anak tanpa figur ayah biasanya kurang motivasi belajar karena minim dukungan emosional dari ayah. Apalagi, sosok ayah seharusnya berperan sebagai pendorong dan pembentuk disiplin. Kalau hal tersebut, terlewat si kecil akan kurang percaya diri, tidak terarah, dan sulit mengatur waktu belajar.
4. Risiko Kenakalan Remaja yang Lebih Tinggi
Percaya atau tidak, anak yang tumbuh tanpa peran ayah rentan terjerumus pergaulan bebas. Entah itu narkoba, kriminal, atau hubungan seks di luar nikah karena kurang pengawasan dan bimbingan. Mereka mencari figur pengganti di luar keluarga, yang rawan manipulasi.
5. Kesulitan dalam Membentuk Identitas Diri
Perlu kamu tahu, dampak anak yang kurang perhatian dari ayah akan kesulitan membentuk identitas diri. Mengingat ayah adalah contoh pertama bagi anak laki-laki tentang bagaimana menjadi pria. Tanpa ayah, anak laki-laki kesulitan mencari panutan, bingung bersikap. Begitu juga anak perempuan, sosok ayah adalah panutan untuk mencari pasangan di kemudian hari.
Peran Ayah dalam Keluarga dan bagi Anak
Selain ibu, ayah adalah sosok penting yang berperan penting untuk keluarga. Selain menjadi pemimpin keluarga, ayah juga berperan penting dalam mendidik dan menentukan masa depan anak. Berikut adalah peran penting ayah agar anak Indonesia terhindar dari fatherless.
1. Ayah sebagai Figur Pemimpin dan Pelindung
Sudah semestinya peran seorang ayah adalah menjadi figur pemimpin dan pelindung untuk keluarga. Ayah seharusnya dapat memberikan rasa aman dan bimbingan moral dalam keluarga. Bahkan, ayah yang baik seharusnya dapat menjadi contoh dalam pengambilan keputusan.
2. Ayah sebagai Sumber Kasih Sayang dan Dukungan Emosional
Peran ayah berikutnya sebagai sumber kasih sayang dan dukungan emosional. Seorang anak membutuhkan validasi dan dukungan emosional dari ayah agar merasa dicintai dan dihargai. Tak hanya itu, kehadiran ayah yang suportif meningkatkan kepercayaan diri anak.
3. Ayah sebagai Panutan bagi Anak
Tak kalah penting, peran ayah berikutnya juga sebagai panutan bagi anak. Seorang anak laki-laki belajar tentang maskulinitas yang sehat dari sosok ayah. Sementara anak perempuan belajar bagaimana pria harus memperlakukan wanita dengan baik.
Solusi dan Pencegahan Fatherless
Untuk mencegah fatherless terulang atau terjadi pada keluarga kita, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan. Berikut adalah uraiannya.
- Memberikan edukasi tentang tanggung jawab sebagai orang tua sebelum menikah.
- Mendorong ayah untuk lebih aktif terlibat dalam pengasuhan anak.
- Edukasi tentang pentingnya peran ayah dalam perkembangan anak, baik secara emosional maupun praktis.
- Menyediakan figur pengganti ayah yang positif bagi anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah.
Baca Juga: Tanda Anak Mengalami Fatherless dan Cara Mengatasinya
Cara Mendampingi Anak dari Keluarga Fatherless
Demi melindungi anak dari dampak terburuk fatherless, terdapat beberapa cara untuk melindungi korban. Berikut adalah uraiannya.
- Menjadi pendengar yang baik dan menunjukkan empati terhadap perasaan anak.
- Membantu anak menemukan figur pengganti ayah yang dapat memberikan bimbingan dan dukungan, seperti kakek, paman, atau mentor.
- Mendorong anak untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka.
- Memberikan pujian dan dorongan atas pencapaian anak.
- Memberikan pengertian kepada anak, bahwa kondisi yang ia alami, bukanlah kesalahan dari sang anak.
Apa yang dirasakan Anak Fatherless?
Kondisi fatherless di Indonesia makin mengkhawatirkan karena jumlah anak yang tumbuh tanpa kehadiran atau peran penting ayah terus meningkat. Masalah ini bukan cuma soal individu, tapi juga masalah besar buat masyarakat karena efek negatifnya luas banget. Apa saja yang dirasakan oleh anak fatherless? Berikut adalah perasaan mereka.
- Kurangnya figur ayah dapat membuat anak merasa tidak aman dan cemas, terutama dalam situasi yang membutuhkan perlindungan atau bimbingan.
- Anak-anak mungkin merasa tidak dicintai atau tidak berharga, yang dapat menyebabkan rendahnya harga diri dan kurang percaya diri.
- Anak-anak mungkin merasa canggung atau tidak percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain, dan kesulitan membangun hubungan yang sehat.
Pada intinya fatherless tidak baik untuk perkembangan mental anak. Sebagai orang tua, kita harus mencegah hal tersebut terjadi atau terulang kembali. Semoga informasi ini dapat membantu Sobat Rakki sekalian. Jangan lupa, simak artikel parenting lain di Rakki.id!