Setuju tidak sih kalau Indonesia berhasil memproduksi film remake luar negeri, seperti Korea Selatan? Tingginya animo masyarakat menonton drama korea (drakor), ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi industri film di Tanah Air. Tak heran kalau semakin hari, semakin banyak genre sineas yang diadaptasi dari film luar, seperti drama, action, hingga animasi.
Meski film luar banyak yang diadaptasi di dalam negeri, tidak semua film remake Korea di Indonesia disambut baik oleh penonton. Beberapa pendapat kritikus dan penonton, bahkan ada yang kurang laku di pasaran. Hal ini menunjukkan bahwa mengadaptasi film bukan hal yang mudah, khususnya kalau disesuaikan dengan selera penonton Indonesia.
Meski remake film Korea di Indonesia tidak mudah, industri perfilman tidak pernah berhenti menghadirkan karya terbaik mereka. Berikut adalah deretan film Korea yang sudah di-remake. Simak baik-baik artikel ini, ya!
Deretan Film Remake Korea – Indonesia dari berbagai Genre
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada banyak film remake asal luar negeri, seperti Korea Selatan yang diproduksi kembali di Indonesia. Sebagian film tersebut mungkin berhasil, tapi sebagian yang lain tidak. Nah, berikut adalah daftar filmnya.
1. Miracle in Cell No. 7
Salah satu film remake Korea yang cukup terkenal di Indonesia adalah Miracle in Cell No.7. Dalam versi Indonesia, film ini menceritakan tentang Dodo Rozak, seorang ayah dengan disabilitas intelektual. Dodo dituduh melakukan tindak pembunuhan dan dipenjara tanpa ada bukti yang jelas. Di dalam penjara, ia berteman dengan para narapidana yang kemudian membantunya menyelundupkan putrinya, Kartika, ke dalam sel.
Falcon Pictures berhasil menghadirkan kisah haru ayah dan anak yang berjuang melawan ketidakadilan. Industri film ini menggandeng para pemain papan atas seperti Vino G. Bastian yang memerankan Dodo Rozak. Selama aktingnya, dia sangat mendalami tokoh dan menghayati tokoh Dodo.
Perbedaan dengan film versi Korea, film ini berhasil menyesuaikan cerita dengan budaya dan konteks Indonesia, tetapi tetap mempertahankan esensi dan emosi yang sama. Menariknya, film yang dirilis pada Desember 2023 ini telah ditonton lebih dari 5 juta penonton.
2. Hello Ghost
Film remake Korea Indonesia berikutnya adalah Hello Ghost. Film ini bercerita tentang Kresna yang gagal bunuh diri, tapi malah bertemu hantu. Pertemuan ini membawa banyak kejadian lucu sekaligus mengharukan. Kresna harus menghadapi berbagai kejadian aneh dan menemukan makna baru dalam hidupnya.
Film ini diperankan oleh Onadio Leonardo sebagai Kresna, Enzy Storia sebagai Suster Linda, Indro Warkop sebagai Kuatno, dan Tora Sudiro sebagai hantu Bima. Para aktor dan aktris papan atas ini berhasil menggabungkan humor dan drama. Meskipun pada eksekusinya ada perbedaan dengan versi Korea yang disesuaikan dengan budaya lokal. Saat ini Hello Ghost hadir di Netflix dan mendapat respons positif.
3. My Annoying Brother
Film “My Annoying Brother” versi Indonesia dibintangi oleh Vino G. Bastian dan Angga Yunanda. Film ini sudah tayang di Netflix sejak 27 Februari 2025 kemarin. Film ini bercerita tentang Kemal, seorang atlet judo yang kehilangan penglihatannya karena kecelakaan saat bertanding. Kisahnya menceritakan bagaimana Kemal beradaptasi dengan hidup barunya, dengan dukungan dari orang terdekat.
Film ini menyajikan cerita yang menarik dan penuh haru, bagaimana tidak? Penonton bisa melihat chemistry yang kuat antara kedua pemain utama. Film “My Annoying Brother” versi Indonesia ini diadaptasi dari film Korea Selatan dengan judul yang sama, namun telah disesuaikan dengan budaya lokal kita. Fakta menariknya, salah satu aktor, Angga Yunanda telah mengikuti latihan judo secara intensif untuk mendalami peran. Pokoknya tonton aja di Netflix!
4. My Sassy Girl
My Sassy Girl versi Indonesia mengadaptasi kisah dari film remake Korea Selatan yang terkenal di Indonesia. Film ini mempertemukan Gian, seorang pria biasa, dengan Sisi, wanita unik dan spontan. Pertemuan mereka membawa serangkaian kejadian lucu dan mengharukan yang menguji hubungan mereka.
Dalam film ini Jefri Nichol dan Tiara Andini berhasil menampilkan chemistry yang kuat, baik dari segi romansa maupun humornya. Menariknya, film ini menjadi debut pertama Tiara Andini untuk menunjukkan bakat aktingnya di perfilman. Pokoknya film ini tak kalah menrik dari versi aslinya. Sekarang, kamu bisa nonton film ini di Netflix ya.
5. Sweet 20
Remake film Korea berikutnya adalah Miss Granny atau yang dikenal dengan Sweet 20 di Indonesia. Film yang tayang 25 Juni 2017 ini menceritakan tentang Fatmawati, nenek 70 tahun yang tiba-tiba jadi muda lagi setelah foto di studio misterius. Perubahan tersebut dia manfaatkan untuk menjalani impian hidupnya yang dulu belum sempat terwujud. Sayangnya perubahan tersebut justru menimbulkan konflik tersendiri di keluarganya.
Meski hasil adaptasi, para pemain Sweet 20 berhasil menghidupkan karakter, terutama Tatjana Saphira yang jago menirukan bahasa tubuh lansia. Menariknya, film ini telah disesuaikan dengan budaya Indonesia dan berhasil mendapatkan pujian banyak penonton karena keseruannya. Saat ini kamu bisa nonton film ini di Netflix, ya!
6. Bebas
Siapa yang tak kenal Riri Reza? Sutradara ternama ini bersama Miles Films telah memproduksi film remake Korea d Indonesia. Namanya adalah Sunny atau yang di Tanah Air berjudul Bebas. Film yang rilis pada 3 Oktober 2019 ini diperankan oleh beberapa aktor dan aktris ternama, diantaranya adalah Marsha Timothy (Vina dewasa), Maizura (Vina muda), Baim Wong (Jojo dewasa), Brandon Salim (Jojo muda), dan Indy Barends (Jessica dewasa).
Dalam versi Indonesia, film “Bebas” dinilai berhasil mengadaptasi versi aslinya. Terlihat dari instrumen musik, gaya hidup, dan persahabatan era 90-an yang diadaptasi dengan budaya Indonesia. Kisah tersebut menimbulkan rasa nostalgia bagi penonton. Apalagi, para pemain seperti Marsha Timothy dan Baim Wong memberikan penampilan yang memukau. Nah, saat ini film “Bebas” sudah tersedia di Netflix dan bisa kamu tonton, ya!
7. Mendua
Tak kalah menarik, Mendua juga termasuk drama Indonesia adaptasi dari serial Korea, The World of the Married. Film ini menceritakan tentang Sekar, seorang dokter sukses, yang hidupnya hancur saat tahu suaminya selingkuh dengan perempuan lain. Konflik rumah tangga mereka terjadi sangat rumit, penuh amarah, dan pengkhianatan.
Sebagai remake asal Korea, Mendua berhasil mengemas konflik dari versi Korea ke dalam budaya Indonesia. Akting para pemain, terutama Adinia Wirasti, terasa sangat emosional. Dibandingkan versi aslinya, drama ini tetap mempertahankan ketegangan yang disesuaikan dengan budaya lokal penonton Indonesia. Menariknya, Mendua termasuk drama perselingkuhan terbaik di Disney+ Hotstar.
Baca Juga: 8 Drakor Disney+ Hotstar Terbaru di 2025, Siap Maraton?
8. A Business Proposal
Film remake Korea terbaru di Indonesia adalah “A Business Proposal”. Film ini tayang di bioskop Indonesia pada 6 Februari 2025. Untuk versi Indonesia, A Business Proposal dibintangi Ariel Tatum dan Abidzar Al Ghifari, bercerita tentang Sari yang menggantikan sahabatnya untuk kencan pertama. Tak disangka, ia malah bertemu Utama, bos di tempat kerjanya. Dari situ, kejadian lucu dan romantis pun dimulai, apalagi saat identitas asli Sari semakin ketahuan.
Oiya, sebelum tayang, film ini sempat ramai dikritik dan terancam diboikot netizen. Hal tersebut karena Abidzar, pemeran utama, dianggap sombong dan kurang profesional ketika promosi film. Banyak netizen yang akhirnya menyuarakan untuk tidak menonton film tersebut di media sosial alias cancel culture film ini.
Selain Korea, Indonesia Juga Meremake Film dari Negara Lain
Industri film Indonesia tidak hanya mengambil inspirasi dari Korea Selatan, tetapi juga dari negara-negara Asia lainnya seperti Thailand dan Filipina. Adaptasi-adaptasi ini membuktikan bahwa cerita-cerita dari berbagai budaya dapat diolah kembali dengan sentuhan lokal, tanpa menghilangkan inti dari kisah aslinya. Berikut film remake asal Thailand di Indonesia.
1. Pee Mak
Pee Mak adalah remake film horor comedy thailand dengan judul versi Indo Kang Mak, sudah bisa ditonton di Netflix. Mirip dengan versi aslinya, “Kang Mak From Pee Mak” menceritakan seorang suami yang pergi berperang demi negara, meninggalkan istrinya di rumah. Saat kembali dari medan perang, ia tidak menyadari bahwa istrinya telah meninggal dunia.
2. I Fine… Thank You, Love You
Film ini mengisahkan Amira (Chelsea Islan), seorang guru bahasa Inggris yang bertemu dengan Juki (Hamish Daud), seorang mekanik yang ingin belajar bahasa Inggris. Awalnya hanya ingin membantu, Amira mulai tertarik pada Juki, namun hubungan mereka diuji oleh perbedaan latar belakang dan tujuan.
3. Kita Kita
Cinta Itu Buta” adalah versi Indonesia dari film Filipina “Kita Kita”. Film ini menceritakan Diah (Shandy Aulia), seorang pemandu wisata Indonesia di Korea Selatan. Setelah patah hati dan kehilangan penglihatan, Diah merasa sangat sedih dan kesepian. Di tengah kesedihannya, ia bertemu Nik (Dodit Mulyanto), tetangga barunya yang baik hati dan lucu. Di situlah benih-benih cinta bermunculan.
Mengapa Film Remake Banyak Digemari di Indonesia?
Hadirnya film remake di Indonesia tentu bukan tanpa alasan. Sejak ramainya drakor atau drama Asia, banyak masyarakat Indonesia yang tak mau melewatkan film tersebut. Nah, berikut adalah alasan mengapa film remake laku di Indonesia.
- Kesuksesan dan Popularitas Film Asli: Banyak film yang diadaptasi ulang sebelumnya sudah besar di negara asalnya. Harapannya, versi adaptasi Indonesia juga akan mencapai kesuksesan yang sama.
- Nostalgia dan Ikatan Emosional: Bagi penonton yang sudah menyaksikan versi aslinya, film adaptasi dapat mengenang kembali dan merasakan emosi yang sama. Ada rasa ingin tahu untuk melihat bagaimana cerita favorit mereka diterjemahkan ke dalam budaya Indonesia.
- Adaptasi Budaya Lokal: Film remake juga memberikan mengenalkan budaya lokal. Hal ini membuat penonton Indonesia merasa lebih dekat dengan karakter dan alur cerita. Sentuhan budaya lokal yang khas seringkali menjadi daya tarik penonton.
- Daya Tarik Para Pemeran: Film remake umumnya menampilkan aktor dan aktris terkenal Indonesia. Kehadiran mereka menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton, terutama para penggemar.
- Promosi yang Besar-besaran: Percaya atau tidak, film remake biasanya memanfaatkan promosi yang besar-besaran, baik di media sosial, televisi, maupun media cetak. Hal ini menciptakan antusiasme dan rasa ingin tahu penonton.
Indonesia sering mengadaptasi film-film dari Korea Selatan dan negara lain ke dalam versi lokal. Beberapa adaptasi ini sukses besar dan disukai banyak penonton, sementara yang lain dibandingkan ketat dengan versi aslinya.
Pokoknya, film remake punya daya tarik tersendiri karena bisa menyesuaikan cerita dengan budaya Indonesia, tapi tetap mempertahankan inti cerita aslinya. Kalau kamu, lebih suka versi remake atau versi aslinya? Tulis pendapatmu di kolom komentar, ya! Baca juga artikel-artikel lain tentang film di Rakki.id untuk informasi yang lebih lengkap.