Tuesday, January 7, 2025
No menu items!
HomeLifestyleDampak Doomscrolling dan Sosmed Terhadap Kesehatan Mental

Dampak Doomscrolling dan Sosmed Terhadap Kesehatan Mental

Terus-menerus bergantung pada media sosial ternyata bisa berdampak negatif pada kesehatan mental kamu loh. Meskipun media sosial bisa menyediakan ruang berteman secara virtual dan mengatasi kesepian, namun dampak buruknya mungkin lebih besar daripada manfaatnya. Sebut saja seperti mencari tahu informasi negatif yang bisa sampai ganggu mental alias doomscrolling.

Menurut Aanandita Vaghani, seorang Konselor Kesehatan Mental menyatakan bahwa media sosial dan doomscrolling bisa berdampak negatif pada kesehatan mental, termasuk diantaranya adalah:

1. Membuat Persepsi Tubuh Menjadi Lebih Negatif

Terutama bagi perempuan, media sosial sering kali menjadi tempat di mana standar kecantikan dan tubuh yang tidak realistis ditampilkan secara masif. Melihat gambar-gambar di media sosial dapat memicu perasaan tidak puas terhadap penampilan fisik, terutama bagi perempuan.

Hal ini bisa memicu sikap negatif terhadap tubuh mereka sendiri, memperburuk masalah harga diri dan meningkatkan risiko gangguan makan. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan oleh perempuan untuk mengonsumsi konten media sosial yang menekankan aspek fisik, semakin besar kemungkinan mereka merasa tidak puas dengan tubuh mereka sendiri.

Mengurangi Koneksi dengan Dunia Nyata

Ketika seseorang terlalu sering menggunakan media sosial, risiko merasa kurang terhubung secara sosial bisa meningkat. Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan yang terlalu banyak dalam media sosial, terutama dalam bentuk konsumsi pasif seperti sekadar melihat postingan tanpa berinteraksi secara langsung, dapat mengurangi motivasi untuk mencari hubungan sosial yang nyata.

Akibatnya, individu mungkin merasa lebih terisolasi dan kurang memiliki dukungan sosial yang sebenarnya meskipun terlihat terhubung melalui platform online. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kesejahteraan mental, peningkatan tingkat stres dan perasaan kesepian. Dengan demikian, terlalu sering menggunakan media sosial dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk membangun dan memelihara hubungan di dunia nyata

Memiliki Efek Seperti Narkoba

Pelepasan dopamin yang terjadi saat mendapat perhatian di media sosial dapat menciptakan lingkaran ketergantungan. Ketika seseorang mendapatkan pengakuan atau respons positif seperti like atau komentar, otaknya merespons dengan melepaskan dopamin, zat kimia yang terkait dengan sensasi kenikmatan dan kepuasan.

Respons positif ini dapat memicu keinginan yang lebih besar untuk mencari perhatian lebih lanjut, menciptakan siklus ketergantungan yang berkelanjutan terhadap interaksi di media sosial. Seiring waktu hal ini dapat meningkatkan sensitivitas terhadap tantangan perhatian, dimana seseorang semakin rentan terhadap gangguan eksternal dan sulit untuk berkonsentrasi pada tugas yang membutuhkan fokus lebih dalam.

Meningkatkan Resiko Depresi dan Kesepian

Membandingkan kehidupan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau memuaskan di media sosial bisa berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang. Saat kita melihat postingan orang lain yang mungkin menampilkan momen-momen bahagia atau prestasi mereka, kita cenderung membandingkannya dengan kehidupan kita sendiri.

Hal ini dapat memicu perasaan kurangnya pencapaian, kurangnya kebahagiaan, atau perasaan tidak puas dalam diri sendiri. Orang seringkali hanya membagikan highlight reel dari kehidupan mereka yang tampak baik, tanpa memperlihatkan sisi yang lebih kompleks atau sulit dari kehidupan mereka.

Nah, singkatnya terus-menerus bergantung pada media sosial dan perilaku doomscrolling pastinya dapat mengganggu kesehatan mental, meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan kesepian. Oleh karena itu sangat penting untuk menggunakan media sosial dengan bijak agar kesehatan mental tetap terjaga.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments