Parenting atau pola asuh yang diterapkan orang tua untuk membentuk kehidupan anak seperti yang diterapkan oleh aktria Nikita Willy yang mendapat perhatian publik. Bagaimana tidak? Nikita Willy dan Indra Priawan menunjukkan jenis parenting dan pengaruhnya bagi anak. Termasuk pola asuh gentle yang menunjukkan kasih sayang pada anak namun tidak memanjakannya juga.
Meski Nikita Willy sering menjadi rujukan parenting yang terbaik, tak sedikit orang tua kesulitan memilih pola asuh untuk anak. Lantaran orang tua memiliki pengalaman kurang menyenangkan di masa lalunya terkait isu ini. Hal tersebut menimbulkan kebingungan dalam memilih gaya pola asuh yang tepat, antara terlalu ketat atau justru terlalu longgar seperti teman.
Nyatanya, pemilihan parenting memiliki dampak tertentu terhadap tumbuh kembang anak, lho! Gaya asuh yang baik memberikan kemampuan akademik dan kesehatan mental hingga pola hidup serta kehidupan sosial anak yang positif hingga ia dewasa. Makanya, orang tua perlu mencari tahu dan memahami jenis parenting yang banyak dibicarakan saat ini. Seperti informasi yang sudah Rakki.id rangkum berikut ini.
Apa Saja Jenis-jenis Parenting?
Menurut American Psychological Association, parenting memiliki tiga tujuan utama: memastikan kesehatan dan keselamatan anak, menanamkan nilai-nilai budaya, dan mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa. Oleh karena itu, pemilihan gaya parenting yang tepat sangatlah penting. Berikut ini penjelasan mengenai parenting yang perlu kamu ketahui.
1. Jenis Authoritative Parenting – Seimbang antara Aturan dan Kasih Sayang
Salah satu jenis parenting dan pengaruhnya yang baik untuk anak adalah authoritative parenting. Pola asuh ini dianggap paling ideal karena menggabungkan kehangatan dan kontrol terhadap anak. Pola asuh ini menekankan komunikasi dua arah, di mana orang tua mendengarkan pendapat anak, namun tetap memegang keputusan akhir. Dengan demikian, anak merasa dihargai namun tetap memiliki batasan yang jelas.
Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya parenting otoritatif cenderung lebih percaya diri, bertanggung jawab, berwibawa, dan mampu mengelola emosi dengan baik. Mereka juga memiliki karakter ramah, rasa ingin tahu yang tinggi, dan berorientasi pada prestasi. Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif memberikan dampak positif bagi perkembangan anak secara keseluruhan.
2. Jenis Authoritarian Parenting – Disiplin Tinggi dan Minim Kelembutan
Gaya parenting otoriter dianggap kurang ideal karena berpusat pada orang tua sebagai pemegang kendali utama. Dalam pola asuh ini, orang tua membuat peraturan dan menentukan konsekuensi jika anak melanggarnya.
Seorang psikolog bernama Diana Baumrind, seperti dikutip dari Very Well Mind, mengungkapkan bahwa orang tua dengan gaya otoriter memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap anak-anak mereka. Bahkan, tak jarang orang tua tipe ini mudah berteriak di depan anak atau memberikan hukuman fisik yang menyakitkan.
3. Jenis Permissive Parenting – Terlalu Memanjakan Anak
Jenis parenting dan pengaruhnya yang dinilai memanjakan anak adalah permessive parenting. Pola asuh ini ditandai dengan orang tua yang memberikan keleluasaan pada anak, bahkan bertindak sebagai teman dekat. Mereka cenderung menghindari aturan ketat atau hukuman, membebaskan anak untuk melakukan apa pun yang diinginkan, termasuk dalam hal makanan.
Namun, gaya parenting ini memiliki kekurangan. Anak menjadi kurang disiplin, kurang bertanggung jawab, mudah cemas, sulit mengambil keputusan, dan kurang mandiri. Lebih lanjut, anak yang dibesarkan dalam lingkungan permisif juga berisiko mengalami masalah kesehatan seperti obesitas akibat kebebasan dalam mengonsumsi makanan.
Baca Juga: Penting! Ini Cara Sederhana Mengajarkan Disiplin Pada Anak
4. Jenis Neglectful Parenting – Minim Perhatian dan Keterlibatan Orang Tua
Pernah mendengar jenis parenting neglectful dan pengaruhnya bagi anak belum? Neglectful parenting adalah pola asuh yang ditandai dengan orang tua tidak memperhatikan kebutuhan anak dan tidak terlibat dalam kehidupan mereka. Mereka seolah-olah tidak peduli dengan apa yang terjadi pada anak-anaknya.
Ciri-ciri orang tua yang menerapkan pola asuh acuh tak acuh adalah tidak pernah bertanya tentang sekolah dan tidak ingin tahu siapa teman-temannya. Akibatnya, anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua sulit mengendalikan emosi, kesulitan dalam hubungan sosial, mudah merasa insecure, dan berisiko mengalami gangguan mental.
5. Jenis Helicopter Parenting – Terlalu Mengontrol Kehidupan Anak
Kamu sudah pernah mengenal jenis parenting helicopter dan pengaruhnya untuk anak belum? Helicopter parenting adalah gaya asuh di mana orang tua memberikan perhatian yang sangat besar pada aktivitas dan pekerjaan anak. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi anak dari rasa sakit dan kekecewaan, serta untuk membantu mereka mencapai keberhasilan.
Istilah helicopter parenting pertama kali diperkenalkan oleh Haim Ginott dalam bukunya Parents & Teenagers pada tahun 1969. Ginott menggambarkan orang tua yang selalu “terbang” di atas anak mereka seperti helikopter. Istilah ini kemudian menjadi populer dan digunakan untuk menggambarkan orang tua yang terlalu protektif dan mengendalikan anak-anak mereka.
Beberapa ciri-ciri helicopter parenting adalah terlalu protektif, mengontrol proyek anak, dan bahkan mengambil alih tanggung jawab anak. Dampaknya antara lain perkembangan akademik anak yang lambat, peningkatan risiko masalah mental, dan terganggunya perkembangan emosi anak.
6. Jenis Gentle Parenting – Berbasis Empati dan Pengasuhan Positif
Menurut psikolog Sarah Ockwell-Smith, gentle parenting adalah pola asuh yang didasarkan pada rasa hormat yang mendalam terhadap anak. Fokus utama pola asuh ini adalah membangun hubungan yang kuat, menumbuhkan empati, dan menerapkan disiplin positif. Ciri-ciri gentle parenting meliputi empati, rasa hormat, dan pengertian dari orang tua kepada anak.
Salah satu manfaat gentle parenting adalah membantu anak mengendalikan emosi. Daripada menekan atau mengabaikan perasaan anak, gaya asuh ini mendukung si kecil untuk mengembangkan kemampuan mengatur emosi. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang pandai mengelola emosinya cenderung lebih sedikit mengalami stres dan lebih mudah meraih kesuksesan dalam hidup.
7. Jenis Strawberry Parenting – Memanjakan dan Melindungi Secara Berlebihan
Strawberry Parenting Style adalah pola asuh di mana orang tua cenderung memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan. Istilah ini diambil dari karakteristik buah stroberi yang lembut dan mudah rusak, sehingga menggambarkan anak-anak yang dibesarkan dengan pendekatan ini cenderung rapuh dan mudah menyerah.
Anak yang dibesarkan dengan strawberry parenting style cenderung tidak siap menghadapi tekanan atau kegagalan. Hal ini disebabkan karena orang tua terlalu melindungi mereka dari pengalaman yang sulit. Akibatnya, ketika menghadapi situasi stres atau tantangan, anak-anak ini seringkali merasa kewalahan.
Beberapa ciri dari strawberry parenting style antara lain: selalu memenuhi permintaan anak, memberikan uang sebagai kompensasi kurangnya waktu bersama anak, mentolerir kesalahan anak, dan membantu mengerjakan tugas anak. Makanya, kita harus hati-hati apabila melakukan beberapa hal tersebut, ya!
8. Jenis Tiger Parenting – Orang Tua dengan Ambisi Tinggi
Tak kalah penting, kamu juga harus mengetahui jenis parenting tiger dan pengaruhnya bagi anak. Tiger Parenting adalah gaya pengasuhan yang sangat ketat dan disiplin, di mana orang tua memiliki harapan tinggi terhadap anak-anak mereka untuk mencapai kesuksesan akademik dan prestasi yang luar biasa. Meskipun sering dikaitkan dengan budaya Tionghoa, konsep ini juga ditemukan dalam berbagai budaya yang menekankan keberhasilan dan prestasi.
Orang tua yang menerapkan gaya Tiger Parenting biasanya memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap anak-anak mereka dan biasanya sangat terlibat dalam kehidupan anak. Mereka percaya bahwa keberhasilan dicapai melalui kerja keras dan disiplin, bukan hanya bakat alami. Meski dianggap baik, gaya pengasuhan ini dapat berdampak negatif, seperti stres berlebihan, kurangnya keterampilan sosial, dan rendahnya harga diri pada anak.
Setelah memahami berbagai jenis pola asuh, orang tua perlu menyadari jenis parenting dan pengaruhnya bagi anak. Intinya, hindarilah perilaku yang mencerminkan toxic parenting, seperti terlalu mengontrol anak, bersikap egois, terlalu emosional, suka memanipulasi, atau justru mengabaikan anak. Jadi, kamu lebih suka pola asuh yang mana?Simak artikel parenting lainnya di Rakki.id dan follow juga sosial media kami!