Percaya atau tidak, parenting zaman dulu dan sekarang memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Kalau dulu orang tua terkenal membesarkan anak dengan pola asuh yang keras atau fisik, zaman sekarang tidak berlaku lagi. Perbedaan pola asuh ini dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin modern.
Parenting zaman dulu dapat dikategorikan dari tahun 80-an sampai 90-an. Pada era tersebut, orang tua menerapkan pendekatan yang cenderung otoriter dalam mendidik anak. Sementara, parenting zaman sekarang dapat dikategorikan dari era 2000-an sampai saat ini. Perbedaan tahun yang cukup panjang, pastinya terdapat perbedaan budaya dan pola asuh. Apa saja perbedaannya? Simak informasi selengkapnya di artikel ini, yuk!
1. Perbedaan Cara Pendisiplinan Anak
Parenting zaman dulu dan sekarang dapat kita lihat dari cara pendisiplinan anak. Pada umumnya, parenting old lebih bersifat otoriter. Orang tua memiliki aturan ketat dan penggunaan hukuman fisik seperti cubitan atau pukulan sebagai cara mendisiplinkan anak. Anak diharapkan patuh tanpa mempertanyakan aturan yang diberikan. Hal tersebut sengaja dilakukan agar anak jera dan minta maaf pada orang tua.
Perbedaanya dengan zaman sekarang lebih demokratis. Orang tua zaman kini menerapkan komunikasi dua arah dan penjelasan yang lebih rasional. Daripada memberikan hukuman fisik yang membuat luka batin dan trauma pada anak, orang tua memilih metode time-out, artinya anak dipindahkan ke suatu ruangan agar lebih tenang.
2. Peran Teknologi dalam Pengasuhan
Perbedaan pola asuh zaman dulu dan zaman sekarang juga terlihat dari perkembangan teknologi digital. Anak-anak era 80 dan 90-an banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman sebaya. Beberapa permainan mereka adalah petak umpet, layangan, atau kelereng. Ketika anak diajarkan untuk bermain di luar, hal tersebut membuat anak-anak lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan.
Kalau dibandingkan dengan zaman sekarang, anak-anak banyak menghabiskan waktu untuk menggunakan gadget. Dari sisi positifnya, pengetahuan anak lebih luas dan mudah mendapatkan informasi. Namun, sisi negatifnya adalah membuat anak kecanduan HP.
Parahnya, sebuah penelitian dari Journal of Child Psychology and Psychiatry menemukan: anak yang menghabiskan lebih dari 2 jam sehari di depan layar (TV, tablet, smartphone) menunjukkan lebih banyak masalah emosional, termasuk iritabilitas dan ledakan emosi
3. Pola Komunikasi antara Orang Tua dan Anak
Tak kalah penting, perbedaan parenting zaman dulu dan zaman sekarang juga terlihat dari pola komunikasi yang berbeda. Zaman dulu, orang tua lebih sering menerapkan komunikasi satu arah. Seringnya, anak diminta patuh tanpa melibatkan diskusi lebih lanjut. Bahkan, ada banyak topik yang dianggap tabu oleh orang tua, seperti seksualitas dan perasaan emosional.
Kalau dilihat dengan orang tua zaman sekarang jelas sekali perbedaanya. Mama Papa zaman kini lebih terbuka dalam berkomunikasi dan mendorong anak untuk menyampaikan pendapatnya. Topik yang dulunya dianggap sensitif, seperti kesehatan mental, bullying, dan pendidikan seks, kini lebih sering dibahas secara terbuka. Hal tersebut untuk menjaga komunikasi dua arah dengan anak dan menjaga psikologisnya.
Baca Juga: 8 Cara Mendidik Anak Menurut Islam, Ajarkan Tauhid sejak Dini?
4. Tuntutan Akademik dan Kreativitas
Percaya tidak sih, perbedaan parenting zaman dulu dan sekarang juga terlihat dari tuntutan akademik dan kreativitas. Zaman dulu, orang tua hanya fokus dalam pencapaian akademik, tanpa tekanan sebesar sekarang. Namun, anak-anak zaman dulu sering dilibatkan untuk membantu pekerjaan orang tua atau menyelesaikan tugas rumah.
Anak-anak zaman sekarang memang tidak dilibatkan dalam urusan pekerjaan, namun mereka diminta fokus untuk belajar. Mengingat, anak zaman sekarang lebih kompetitif untuk meraih prestasi lebih tinggi, baik dalam akademik maupun aktivitas ekstrakurikuler.
Banyak orang tua memasukkan anak ke berbagai lembaga kursus, termasuk akademik dan non akademik. Hal tersebut dapat menyita waktu anak bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan. Meski begitu, tak sedikit orang tua zaman sekarang yang mulai memperhatikan keseimbangan mental anak.
5. Keterlibatan Orang Tua dalam Kehidupan Anak
Kamu pasti sudah tidak asing lagi kalau perbedaan pola asuh orang tua zaman dulu dan sekarang dapat terlihat dari keterlibatannya. Dulu, tanggung jawab mengurus anak hanya diamanahkan oleh ibu. Sementara ayah hanya fokus untuk bekerja atau mencari nafkah. Hal tersebut membuat anak kehilangan sosok ayah dalam parenting mereka.
Pada zaman sekarang, baik ayah maupun ibu terlihat lebih aktif dalam mendukung perkembangan emosional dan sosial anak. Namun, tak sedikit orang tua yang memilih menitipkan anak ke daycare karena harus bekerja.
Baca Juga: Indonesia Negara Fatherless? Ini Penyebab hingga Dampaknya
6. Kekhawatiran Anak Main di Luar
Di masa lalu, orang tua lebih membebaskan anak mereka untuk menghabiskan waktu berjam-jam di luar rumah. Mereka biasa bersepeda mengelilingi taman atau kompleks perumahan, bahkan tak jarang berkenalan dengan teman baru saat sedang bermain sendirian di lapangan.
Saat matahari mulai terbenam, mereka baru pulang tepat waktu untuk makan malam bersama keluarga. Namun, pola pengasuhan seperti itu sudah banyak berubah seiring waktu, terutama dalam hal tingkat kekhawatiran orang tua terhadap keamanan lingkungan bermain anak.
Di era modern, banyak orang tua merasa was-was melepas anak-anak bermain di luar karena berbagai ancaman, mulai dari orang asing yang mencurigakan hingga bahaya lain yang mungkin mengintai. Daripada bermain bebas di alam terbuka, orang tua lebih mengizinkan anak menghabiskan waktu di dalam rumah sambil asyik bermain HP atau nonton TV.
Itulah informasi seputar perbandingan parenting zaman dulu dan zaman sekarang. Pada intinya, pola asuh dipengaruhi oleh budaya di masyarakat yang terus berubah hingga pembaruan teknologi. Untuk mendukung pola asuh yang tepat, jangan lupa untuk terus belajar dari pengalaman. Simak juga informasi seputar parenting yang lain di Rakki.id, ya!