Wednesday, January 8, 2025
No menu items!
HomeSosial & PolitikPresiden Iran Ebrahim Raisi Dinyatakan Meninggal, Bagaimana Masa Depan Iran?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Dinyatakan Meninggal, Bagaimana Masa Depan Iran?

Ebrahim Raisi, Presiden Iran ditemukan meninggal dalam sebuah kecelakaan helikopter di provinsi Azerbaijan Timur. Kecelakaan tragis ini juga menewaskan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, gubernur provinsi tersebut, beberapa pejabat lainnya, serta pengawal mereka. Raisi yang berusia 63 tahun meninggal beberapa jam setelah helikopter mereka jatuh di daerah pegunungan.

Insiden ini terjadi ketika Timur Tengah masih bergejolak akibat perang Israel-Hamas. Di bawah kepemimpinan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, Raisi baru-baru ini memerintahkan serangan drone dan rudal besar-besaran terhadap Israel. Tindakan ini merupakan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Iran juga kerap menghadapi protes massal yang berkepanjangan terhadap teokrasi Syiah yang berkuasa yang memperburuk kondisi ekonomi dan isu atas hak-hak perempuan. Situasi ini semakin memperumit momen saat ini yang menjadi sangat kritis bagi masa depan Iran. Lalu, bagaimana gambaran Iran di masa depan serta permasalahan apa yang sedang Iran hadapi saat ini? Berikut rangkumannya.

Urusan Pemerintah Tetap Berlanjut

Ali Khamenei selaku pemimpin tertinggi Iran juga menegaskan bahwa urusan pemerintahan Iran akan terus berlanjut, apa pun yang terjadi. Menurut konstitusi Iran, Wakil Presiden Pertama akan mengambil alih jabatan presiden jika presiden meninggal dengan persetujuan Khamenei dan pemilihan presiden baru akan diadakan dalam waktu 50 hari.

Mohammad Mokhber Wakil Presiden Pertama, sudah mulai menerima telepon dari para pejabat dan pemerintah asing selama Raisi tidak ada, menurut laporan media pemerintah. Kabinet Iran segera mengadakan pertemuan darurat dan kemudian mengeluarkan pernyataan yang berjanji akan melanjutkan kebijakan Raisi.

Raisi Sempat Digadang-Gadang Menjadi Penerus Khamenei

Raisi, seorang garis keras yang sebelumnya memimpin peradilan negara itu dipandang sebagai anak didik Khamenei. Beberapa analis bahkan berpendapat bahwa Raisi dapat menggantikan pemimpin berusia 85 tahun itu setelah kematian atau pengunduran diri Khamenei.

Dengan kematian Raisi, maka satu-satunya calon yang diajukan sejauh ini adalah Mojtaba Khameini, putra pemimpin tertinggi yang berusia 55 tahun. Namun, beberapa pihak menyuarakan keprihatinan atas jabatan yang diambil oleh anggota keluarga, terutama setelah Revolusi Islam 1979 yang menggulingkan monarki turun-temurun Pahlavi.

Raisi memenangkan pemilihan presiden Iran tahun 2021 dalam sebuah pemungutan suara. Sementara itu Raisi dikenai sanksi oleh Amerika Serikat karena dianggap terlibat dalam eksekusi massal ribuan tahanan politik pada tahun 1988 di akhir perang Iran-Irak yang berdarah.

Kebijakan Pengayaan Uranium Hingga Mempersenjatai Proksi Iran

Di bawah kepemimpinan Raisi, Iran telah memperkaya uranium hampir pada tingkat senjata dan menghambat inspeksi internasional. Iran juga mempersenjatai Rusia dalam perangnya melawan Ukraina serta melancarkan serangan drone dan rudal besar-besaran terhadap Israel di tengah perang Israel-Hamas di Gaza.

Selain itu, Iran terus mempersenjatai kelompok-kelompok proksi di Timur Tengah seperti Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon. Sementara itu, protes massal di negara tersebut telah berkecamuk selama bertahun-tahun. Yang terbaru adalah kematian Mahsa Amini pada tahun 2022, seorang wanita yang sebelumnya ditahan karena diduga tidak mengenakan jilbab sesuai aturan.

Tindakan keras keamanan selama berbulan-bulan setelah demonstrasi tersebut menewaskan lebih dari 500 orang dan menyebabkan lebih dari 22.000 orang ditahan. Pada bulan Maret, panel investigasi PBB menemukan bahwa Iran bertanggung jawab atas “kekerasan fisik” yang menyebabkan kematian Amini.

Raisi adalah presiden Iran kedua yang meninggal saat menjabat. Pada tahun 1981, ledakan bom menewaskan Presiden Mohammad Ali Rajai di hari-hari kacau setelah revolusi. Kini, dengan kematian Raisi, Iran menghadapi masa depan yang tidak pasti dan tantangan besar dalam menjaga stabilitas di tengah krisis domestik dan internasional yang kompleks.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments