Mengasuh anak autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) menjadi tugas yang membutuhkan kesabaran, pemahaman dan keuletan. Mulai dari menyesuaikan rutinitas sehari-hari hingga mengatasi tantangan perilaku, orang tua dan pengasuh perlu memahami peran mereka dalam memfasilitasi perkembangan dan kesejahteraan anak-anak mereka yang memiliki gangguan autis.
Untuk menjalankan peran pengasuhan terhadap anak dengan gangguan autis, terdapat sejumlah strategi yang bisa membantu para orang tua untuk merawat anak-anak dengan gangguan autis agar tumbuh kembangnya lebih baik. Namun, sebelum itu ketahui dahuluapa itu autis dan ciri-cirinya berikut ini.
Apa Itu Autisme?
Autisme adalah gangguan kompleks pada otak yang memengaruhi perilaku dan proses kognitif terutama dalam aspek sosial, bahasa, dan komunikasi. Meskipun tidak bisa disembuhkan, autisme bukan penyakit melainkan kondisi di mana otak beroperasi secara unik.
Anak dengan autisme masih dapat hidup secara produktif dengan dukungan yang tepat. Mereka bisa membentuk hubungan sosial, berinteraksi, dan saat dewasa bisa mencari pekerjaan. Jenis-jenis autisme mencakup sindrom Asperger, gangguan autistik, PDD-NOS, dan sindrom Heller yang sering dikaitkan dengan sindrom Savant.
Ciri Anak Autisme
Menjelaskan ciri-ciri autisme tidak hanya memperhatikan beberapa aspek saja, karena kondisi ini bisa dicirikan oleh berbagai gejala. Adapun gejalanya seperti:
- Tidak merespons saat namanya dipanggil.
- Kurang responsif terhadap emosi orang lain.
- Lebih suka menyendiri, terlihat seperti terisolasi dalam dunianya sendiri.
- Kesulitan dalam memulai atau mempertahankan percakapan, bahkan hanya untuk meminta sesuatu.
- Sering menghindari kontak mata dan kurang mengekspresikan emosi.
- Kerap mengulang kata-kata (echolalia) tanpa memahami maknanya dengan tepat.
- Cenderung menghindari kontak fisik dan menolak interaksi dengan orang lain.
- Tidak tertarik untuk berbagi, bermain, atau berkomunikasi dengan orang lain.
- Sulit memahami pertanyaan atau petunjuk yang sederhana
- Menggunakan nada bicara yang datar atau tidak biasa.
Orang tua perlu jeli melihat tumbuh kembang anak dimulai dari umur 0-3 tahun. Apabila anak menunjukkan beberapa gejala di atas, jangan lakukan self diagnosed, sebaiknya datangilah dokter.
Strategi Menghadapi Anak Autisme
Ada yang bilang orang tua dengan anak autis adalah orang-orang pilihan dan saya setuju dengan ungkapan tersebut. Sebab, bukan hanya dibutuhkan kesabaran mengetahui anaknya akan selamanya mengidap gangguan ini, melainkan juga kasih sayang besar. Parents, berikut ini tersaji informasi cara menghadapi anak autis:
1. Konsistensi dalam Menjalankan Rutinitas
Konsistensi dalam rutinitas sehari-hari sangat membantu anak-anak dengan gangguan autis. Penggunaan alat bantu visual seperti gambar atau simbol dapat membantu anak-anak memprediksi dan memahami rutinitas mereka. Dengan jadwal visual yang konsisten dan strategi komunikasi yang jelas, anak-anak bisa meningkatkan pemahaman dan ekspresi emosi serta kebutuhan mereka.
2. Berikan Pujian Positif kepada Anak
Seorang wakil konsultan ahli saraf di Rumah Sakit Sir HN Reliance Foundation merekomendasikan penerapan sistem penguatan positif untuk memperkuat perilaku yang diinginkan pada anak-anak dengan gangguan autis. Dengan memberikan penghargaan seperti pujian atau aktivitas pilihan, orang tua bisa mendorong dan memperkuat perilaku positif pada anak-anak mereka.
3. Pengembangan Keterampilan Sosial
Mendorong anak-anak dengan gangguan autisme untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial bisa membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial mereka. Aashmeen Munjaal, seorang pakar kesehatan mental menyarankan untuk melibatkan anak-anak dalam aktivitas sosial yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
Adapun para ahli menekankan pentingnya mengajak anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan sehari-hari seperti berbelanja untuk membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan sosial secara bertahap.
4. Pentingnya Terus Belajar bagi Orang Tua
Menurut para ahli, orang tua perlu terus mendidik diri mereka sendiri tentang autisme dan memahami kebutuhan unik anak-anak mereka. Hal ini meliputi pemahaman akan kekuatan, tantangan, dan minat khusus anak dengan gangguan autisme.
Munjaal menyoroti pentingnya tetap terinformasi tentang penelitian terbaru dan pilihan pengobatan untuk ASD. Selain itu, mengakui dan merayakan setiap pencapaian anak, baik besar maupun kecil, juga penting dalam mendukung perkembangan mereka.
5. Mengatasi Stimulus Sensorik
Anak-anak dengan gangguan autisme seringkali memiliki sensitivitas sensorik yang tinggi terhadap suara, tekstur, cahaya, dan stimulus lingkungan lainnya. Para ahli menyarankan untuk mengakomodasi kepekaan sensorik anak dengan menyediakan opsi yang menenangkan seperti headphone peredam bising atau mainan lainnya.
6. Pentingnya Support System dari Lingkungan Sekitar
Para ahli juga menekankan pentingnya bagi orang tua untuk merawat diri mereka sendiri dan membangun support system yang kuat. Para orang tua juga perlu meluangkan waktu untuk aktivitas yang disukai, seperti membaca, bersantai, atau berolahraga. Dengan melakukan hal ini bisa membantu para orang tua menjaga keseimbangan dan kesehatan mental mereka. Dan pada akhirnya dengan merawat diri sendiri secara teratur, orang tua dapat memiliki energi yang cukup untuk merawat anak-anak dengan gangguan autisme dengan baik.
Menghadapi anak dengan gangguan ausitme tentu tidak mudah, para orang tua dan pengasuh perlu kiranya mencari bantuan dan dukungan yang diperlukan. Dengan menerapkan strategi pengasuhan yang efektif dan terus memperbarui pengetahuan mereka tentang ausitme para orang tua diharapkan bisa berperan aktif dalam mendukung perkembangan dan kesejahteraan anak-anak mereka yang memiliki gangguan ausitme.